Pengabdian Kami Untuk Gereja

Minggu, 13 April 2008

Pustaka - Kom Keluarga - KK07 Pendidikan Anak di Bidang Seksualitas

PENGANTAR

Orangtua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak mereka. Para guru, umat seiman, maupun tokoh-tokoh masyarakat yang lain memang ikut mendidik anak-anak mereka, namun sumbangan para pendidik di luar rumah itu hanyalah bersifat melengkapi, tidak menggantikan pendidikan oleh orangtua di rumah.

Pendidikan bagi anak-anak itu meliputi berbagai segi. Salah satu segi yang penting diperhatikan adalah segi seksual. Orangtua diharap mau dan mampu memberikan pendidikan di bidang seksual bagi anak-anak mereka, di rumah sendiri. Penjelasan guru biologi di sekolah maupun pelajaran agama di lingkungan Gereja hanyalah bersifat melengkapi, tidak bisa menggantikan pendampingan oleh orangtua.

Buku kecil ini kami terbitkan bagi para orang tua katolik, untuk membantu mereka dalam melaksanakan salah satu dari tugas-tugas mulia mereka, yakni tugas mendidik anak-anak di bidang seksual.

Bagian I mengutarakan prinsip-prinsip pendidikan moral katolik. Bagian II membahas seksualitas pada segi biologisnya. Bagian III membahas seksualitas pada segi psikisnya. Bagian IV membahas seksualitas pada segi moralnya.

Semoga tulisan sederhana ini berguna bagi para orang tua katolik, terutama dalam memberikan pendidikan di bidang seksual bagi anak-anak mereka, di rumah.

Penerbit

I. PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KATOLIK

Dalam mendidik anak-anak mereka di rumah, orang tua katolik diharap memperhatikan prinsip-prinsip berikut :

1. Tujuan pendidikan adalah berkembangnya orang-orang muda menuju kedewasaan sedemikian rupa sehingga akhirnya mereka menjadi orang-orang dewasa yang manusiawi dan kristiani.

2. Proses pendidikan berlangsung selama bertahun-tahun, sekurang-kurangnya sejak lahir sampai usia sekitar 21 tahun. Maka dalam proses pendidikan itu perlu ada ketekunan, ketelitian, kesabaran, kesinambungan, dan kebijaksanaan.

3. Peran pendidik adalah sebagai fasilitator dan animator, yang memberi fasilitas dan semangat. Maka pendidikan hendaknya bersifat demokratis, diwarnai oleh dialog, yang terjadi dalam semangat hormat dan kasih. Orang-orang muda jangan dipandang dan diperlakukan sebagai robot, yang boleh di-dikte atau bahkan “di-cetak” menurut kemauan orang tua.

4. Kepribadian setiap manusia itu unik dan rumit. Maka para pendidik hendaknya menyadari dan menghargai keunikan orang-orang muda yang mereka didik. Selain itu, pendidikan hendaknya bersifat “multi-dimensional”, memperhatikan dan mengembangkan berbagai segi dari kepribadian orang-orang muda itu.

5. Selama hidup mereka, orang-orang muda tidak hanya dipengaruhi oleh orang tua mereka, melainkan juga oleh guru-guru di sekolah, teman-teman sebaya, lingkungan masyarakat, serta media massa. Maka orang tua diharap mampu “bersaing” dengan lingkungan hidup di luar rumah. Orang tua diharap memanfaatkan pengaruh-pengaruh positifnya sambil bersikap kritis dan waspada terhadap pengaruh-pengaruh negatifnya.

II. SEGI BIOLOGIS DALAM SEKSUALITAS

A. Pendahuluan

Pendidikan dalam bidang seksual terdiri dari segi biologis, segi psikis, dan segi moral. Secara singkat, berikut adalah beberapa butir penting tentang pendidikan seksual dari segi biologis :

· Sejak awal, manusia dilengkapi oleh Allah dengan berbagai organ, termasuk organ seksual, agar dapat hidup wajar dan melestarikan keberadaan manusia di bumi ini.

· Jenis-kelamin manusia terutama tampak dari organ seksualnya. Namun organ seksual itu hanyalah sebagian kecil dari seksualitas, yang menjadikan seseorang itu seorang pria atau seorang wanita.

· Perbedaan jenis-kelamin sudah ada sejak awal kehidupan setiap manusia. Sembilan bulan sebelum lahir pun, sel pertama seorang manusia baru sudah punya jenis-kelamin yang jelas (laki-laki atau perempuan) meskipun organ seksualnya samasekali belum kelihatan.

· Pendidikan seksual perlu dilakukan oleh orangtua pada anak-anak di rumah sejak usia pra-sekolah. Pengajaran tentang cara-cara menjaga kebersihan anggota tubuh, misalnya, merupakan bentuk-bentuk konkrit dari pendidikan seksual.

· Kehidupan seksual pada masa bayi dan masa kanak-kanak merupakan landasan atau fundamen kehidupan seksual pada masa dewasa. Peristiwa-peristiwa yang mengganggu perkembangan seksual pada masa-masa awal itu dapat menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan seksual pada masa-masa selanjutnya.

· Sikap positif orang tua dalam masa perkembangan seksual anak-anak sangatlah perlu dan bermanfaat. Orang tua diharapkan membimbing anak-anak mereka, agar anak-anak itu dapat berkembang sesuai identitas seksual masing-masing.

· Orang tua dapat memberikan penjelasan tentang seks dengan menggunakan berbagai strategi, misalnya menunggu sampai anak-anak melontarkan pertanyaan. Jawaban orangtua atas pertanyaan mereka sebaiknya selalu sesuai dengan tingkat pemahaman anak-anak. Sejauh perlu, sebaiknya digunakan buku pedoman yang baik dalam memberikan penjelasan kepada anak-anak.

· Ketika masih sangat muda, anak-anak belum menyadari kekhasan seks maupun seksualitas mereka secara lengkap. Kesadaran akan kekhasan seks dan seksualitas mereka barulah semakin lengkap saat mereka mencapai tahap usia akil balik.

B. Tumbuh Kembang pada Masa Kanak-Kanak

Pendidikan seksual bagi anak-anak sebaiknya dilaksanakan dengan cara dan dalam bentuk yang sesuai dengan tahap-tahap tumbuh kembang mereka masing-masing. Tentang hal itu, berikut adalah hal-hal yang kiranya pantas diperhatikan oleh semua orangtua :

· Proses tumbuh kembang, baik pada anak-anak laki-laki maupun pada anak-anak perempuan, terjadi melalui beberapa tahapan. Orang tua perlu memahami tahapan-tahapan tumbuh kembang anak-anak mereka dan memberikan informasi yang benar perihal seksualitas kepada anak-anak mereka.

· Penjelasan dapat diberikan pada saat anak-anak mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar tubuhnya atau tubuh orang lain. Kelengkapan jawaban orang tua disesuaikan dengan rasa ingin-tahu serta tingkat pemahaman masing-masing anak. Anak yang berusia 3 atau 4 tahun, misalnya, biasanya mulai menyadari perbedaan antara alat kelamin yang dimilikinya dan alat kelamin teman-temannya.

· Identitas dan peran seksual juga perlu ditanamkan pada anak-anak Untuk itu, orang tua diharap memperkenalkan masing-masing jenis-kelamin dan peran khas yang menyertainya. Apabila diperlukan, orang tua dapat mempergunakan buku-buku cerita yang memuat peran ayah, peran ibu, serta hubungannya dengan anak-anak.

· Kepada anak-anak menjelang usia remaja, hal-hal yang perlu diinformasikan meliputi hal-hal tentang : organ reproduksi, kehamilan, tingkah laku seksual, alat kontrasepsi, kesuburan, menopause serta penyakit menular seksual.

C. Perkembangan Seksual Pada Masa Remaja

Perkembangan seksual remaja terdiri dari perkembangan fisik dan perkembangan psikis. Berikut adalah keterangan tentang perkembangan fisiknya :

  • Perkembangan fisik pada remaja putra dan remaja putri dipengaruhi oleh hormon-hormon seksual (yang disebut : testosteron, estrogen dan progesteron).
  • Perkembangan fisik pada remaja putri ditandai oleh bertambah besarnya payudara, tumbuhnya rambut di bagian pubis di sekitar kelamin, dan terjadinya menstruasi. Kecuali itu, pada dirinya juga bisa terjadi perubahan suara dan pelebaran panggul.
  • Perkembangan fisik pada remaja putra ditandai oleh bertambah besarnya buah pelir dan penis, tumbuhnya kumis dan bulu ketiak, serta membesarnya jenis-suara. Kecuali itu, secara berkala ia juga mengalami “mimpi basah” (yang disebut: nocturnal ejaculation).

D. Organ Reproduksi

Yang dimaksud dengan reproduksi ialah proses penerusan generasi manusia, yakni melalui keturunan. Maka, yang dimaksud dengan organ reproduksi ialah organ tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia. Organ reproduksi pada pria sangatlah berbeda dari organ reproduksi pada wanita.

Organ Reproduksi Pria terdiri dari :

· Penis, yang tersusun dari jaringan yang penuh dengan rongga-rongga kecil. Bila tidak terangsang, bentuk penis itu kecil, lunak, dan bergantung lemas. Namun bila ia ter-rangsang, ia bisa membesar, keras dan tegak (ereksi). Penis itu terdiri atas kepala penis dan batang penis.

· Skrotum (kantong buah pelir) dan 2 (dua) buah testis (buah pelir). Testis mampu memproduksi sel mani dan menghasilkan hormon testosteron, yang berperan penting pada perkembangan “alat kelamin sekunder” pria.

· Epididymis, yang merupakan tempat pematangan sel mani.

· Vas deferens, yakni saluran sel-sel mani saat berjalan menuju ke vesicula seminalis.

· Vesicula seminalis (kantung mani).

· Prostat, yang mampu men-sekresi cairan alkali, sehingga dapat meningkatkan tingkat pergerakan sel mani.

Organ Reproduksi Wanita terdiri dari :

Alat Kelamin Luar :

· Labia majora (bibir besar), yang merupakan lipatan bagian luar yang tebal.

· Labia minora (bibir kecil), yang merupakan lipatan bagian dalam yang lebih kecil.

· Klitoris (kelentit), yang penuh dengan rongga-rongga di dalamnya.

· Vestibulum, yang terbentang antara kedua labia minora. Pada vestibulum itu terdapat orificium uretra (lubang saluran kencing) dan orificium vagina (lubang kelamin). Pada wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual, lubang kelamin ini biasanya tertutup oleh hymen (selaput dara).

Alat Kelamin Dalam :

· Uterus (rahim), organ yang berongga, ukurannya sekitar 9 x 6 x 2,5 cm.

· Ovarium (indung telur), dua buah, yang berbentuk agak oval, tempat ovum (sel telur) mengalami proses pematangan.

· Tuba uterina (saluran telur), yang menghubungkan indung telur dengan rahim, panjangnya sekitar 8 – 14 cm.

A. Kesuburan Wanita Dewasa

Sejak usia remaja, seorang remaja putri mulai mengalami masa-masa subur, yang datang bergantian dengan masa-masa tidak-subur. Masa-masa itu ditandai oleh perubahan-perubahan yang bersifat fisik, yang diiringi dengan pengalaman-pengalaman yang lebih bersifat psikis. Terkait dengan proses alamiah tersebut, berikut adalah hal-hal yang terpenting :

· Menstruasi atau haid : menstruasi atau haid ialah pengeluaran darah dari rahim melalui vagina, yang terjadi secara periodik dan siklik, sekitar sebulan sekali, selama usia subur, yakni sejak menstruasi-pertama sampai dengan menopause.

· Ovulasi : ovulasi adalah pelepasan telur yang matang dari indung telur, lalu masuk ke rahim. Telur yang matang itu kemudian akan berkembang menjadi janin bila bersatu dengan satu sel mani dari seorang pria dewasa.

· Pubertas atau masa remaja : pubertas atau masa remaja merupakan masa di mana anak mengalami perubahan fisik dan psikis serta pematangan seksual. Pada remaja putri pubertas itu ditandai dengan menstruasi yang pertama, sedang pada remaja putra masa remaja itu ditandai dengan ‘mimpi basah’. Pubertas terjadi terutama karena pengaruh hormon-hormon seksual yang ada dalam tubuh manusia sendiri.

F. Masa Romantis

Masa remaja biasanya merupakan masa romantis, masa yang penuh dengan kenangan dan pengalaman yang manis. Pada masa itu, anak-anak remaja sangat perlu didampingi oleh orangtua mereka, agar masa romantis itu tidak berubah menjadi masa yang tragis. Tentang hal itu, berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Pacaran :

1. Pacaran merupakan bentuk pergaulan antara seorang pemuda dan seorang pemudi, yang mulai dewasa, yang memungkinkan mereka saling mengerti dan saling mengenal dengan lebih baik.

2. Selama berpacaran pemuda dan pemudi itu diharapkan makin mengenal diri masing-masing, makin mengenal kepribadian pacar, dan makin saling mengasihi.

3. Pemuda dan pemudi yang memanfaatkan masa pacaran sebagai masa untuk melakukan aktivitas seksual, bahkan sampai hubungan seksual, dapat menghadapi banyak masalah.

Masa remaja :

· Akibat perkembangan seksualnya, remaja putra maupun remaja putri secara alamiah mengalami munculnya dorongan-dorongan seksual, yang dapat mempengaruhi dirinya maupun hubungan sosialnya dengan orang-orang lain.

· Kecenderungan remaja untuk ber-eksplorasi, ber-eksperimentasi, menikmati kesenangan sesaat, dan bersikap tidak-sabar atau tidak-bijak sering menimbulkan masalah, misalnya : hubungan seksual di luar nikah, atau perkawinan pada usia yang terlalu muda. Hubungan seksual semacam itu dapat mengakibatkan kehamilan yang sebenarnya tidak diinginkan semua pihak. “Kecelakaan” seperti itu sering disebut-sebut dengan istilah-istilah seperti “Perkawinan hamil dulu” (Phd) atau Married By Accident (MBA).

· Orang tua diharapkan dapat menjadi ‘sahabat’ bagi anak-anak mereka yang berada pada masa remaja, saat anak-anak itu mengalami berbagai goncangan hidup.

Sikap-sikap yang perlu dalam menghadapi godaan :

· Mempertinggi penghayatan iman dan moral.

· Menghargai dan setia menjaga kemurnian.

· Mempunyai prinsip pribadi, tidak ikut-ikutan arus atau mode.

· Menghindari lingkungan pergaulan yang kurang baik.

· Memahami pola perkembangan seksual.

Untuk orangtua yang sedang mendampingi anak-anak mereka yang sedang berada pada usia remaja, silahkan memanfaatkan ajakan berikut ini :

“Doronglah mereka dengan segelas niat baik. Kemudian, tambahkan ke dalamnya extra vitamin iman, telur doa, dan sepiring kesadaran, untuk meraih hari depan”


III. SEGI PSIKIS DALAM SEKSUALITAS

A. Pendidikan Seksual bagi Anak

Pada usia berapa seorang anak mulai perlu diberi pendidikan di bidang seksualitas? Sejak masih kecil ! Sedini mungkin !

Sejak berusia sekitar 2,5 tahun, seorang anak sebenarnya sudah bisa diberi pendidikan seksual. Pendidikan seksual itu bisa dimulai dengan memperkenalkan perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. Bisa dijelaskan secara terus terang perbedaan bentuk alat kelamin dari keduanya. Sambil membersihkan alat kelamin anak, demi kesehatannya, orang tua dapat menerangkan perbedaan hal itu.

Bila seorang anak menanyakan asal-usul adiknya, yang masih berada dalam kandungan ibunya, kepadanya belum perlu diuraikan segala hal yang terkait dengan pertanyaan tersebut. Mungkin cukuplah kalau anak itu diberi jawaban seperti berikut : “Ayah sayang pada ibu, maka ayah memberi hadiah pada ibu seorang adik. Tetapi adik itu juga diberikan untuk kamu”. Dengan jawaban itu anak mempunyai pengertian positif tentang adiknya : adiknya bukan hanya milik bapak-ibu, melainkan juga miliknya! Maka ia tidak akan mudah iri hati kepada adiknya.

Sikap menerima adik secara positif itu dapat ditingkatkan bila anak tersebut juga boleh dan mau mengusap-usap perut ibunya yang makin membesar. Ia bahkan dapat didorong untuk berbicara dengan adiknya, yang masih berada dalam kandungan itu.

Ketika berusia sekitar 3-4 tahun, seorang anak mungkin bertanya : “Mengapa aku harus memakai rok, sedang kakak memakai celana?” Pertanyaan tersebut sebaiknya dijawab secara sederhana saja. Misalnya : “Sebab kamu anak perempuan, sedang kakak adalah anak laki-laki”. Bila dia bertanya lagi : “Anak perempuan itu anak yang bagaimana? Anak laki-laki itu anak yang bagaimana?”. Pertanyaan itu bisa dijawab, misalnya : “Anak perempuan itu alat kelaminnya di dalam. Anak laki-laki itu alat kelaminnya di luar”.

Pada usia 8-10 tahun, anak biasanya sudah mampu membedakan dirinya dari anak dari jenis-kelamin yang lain. Pengetahuannya tentang seks cepat bertambah, terutama karena masukan yang ia peroleh dari media massa. Karena itu orang tua tidak boleh berbohong bila anaknya bertanya tentang seks-nya. Kalau anak tidak puas dengan jawaban orang tua, dia justru terdorong mencari jawaban dari sumber-sumber lain, yang belum pasti benar.

Kepada anak-anak usia 11 tahun ke atas, orang tua perlu memberi saran agar mereka tidak sering mengucapkan kata-kata yang jorok. Mereka perlu dilatih dan dididik agar melihat seks sebagai suatu hal yang baik, bukan suatu hal yang kotor, bukan suatu hal yang pantas dijadikan lelucon. Namun, saat anak-anak ternyata berbicara jorok, orang tua tidak perlu terlalu mudah panik.

Hal-hal berikut kiranya layak diperhatikan orang tua saat memberikan pendidikan seksual bagi anak-anak mereka :

1. Jawaban atas pertanyaan sekitar seks sebaiknya diberikan oleh kedua orang tua, agar jawaban itu saling melengkapi;

2. Jawaban itu tidak perlu lengkap, melainkan secukupnya saja, sesuai dengan daya tangkap dan kebutuhan anak;

3. Jawaban itu harus benar, tidak bohong, sebab seks itu bukan suatu hal yang jorok, melainkan suatu hal yang baik;

4. Jawaban sebaiknya langsung diberikan kepada anak, segera setelah pertanyaan disampaikannya, jangan ditunda-tunda;

5. Selain istilah-istilah yang tradisional, istilah-istilah modern tentang seks sebaiknya juga diperkenalkan kepada anak-anak, agar mereka memahaminya (misalnya : vagina, penis, dsb.);

Tidak ada komentar: